5 Ketakutan Hidup Terbesar yang Bisa Diubah Jadi Sebuah Peluang

Kita semua memiliki ketakutan tentang hal-hal yang berbeda, bukan berarti hal tersebut akan menghambat hidup kita. Ketakutan pada dasarnya adalah kekhawatiran mengenai masa depan dan kita memiliki kemampuan untuk mengubah perspektif akan hal tersebut. Yuk, simak bagaimana mengambil tindakan positif dan mengubah beberapa ketakutan terbesar dalam hidup ini menjadi peluang untuk perubahan hidup.
1. Takut akan masa depan!

Jangan pernah mendahului sesuatu yang belum terjadi! Hari esok adalah sesuatu yang belum nyata dan dapat diraba, belum berwujud dan tidak memiliki rasa dan warna. Jika demikian, mengapa kita harus menyibukkan diri dengan hari esok, mencemaskan kesialan-kesialan yang mungkin akan terjadi padanya, memikirkan kejadian-kejadian yang akan menimpanya, dan meramalkan sesuatu yang belum tentu adanya.
Hiduplah dan manfaatkanlah hari ini dengan sebaik-baiknya. Jangan terlalu memikirkan hari esok yang belum pasti adanya. Jika kamu berada di waktu pagi, jangan tunggu sore hari. Begitupun ketika kamu berada di sore hari, jangan tunggu malam hari. Karena hari ini adalah harimu, bukan kemarin yang telah berlalu dengan segala kebaikan dan keburukannya, bukan juga hari esok yang masih belum tentu datangnya.
Biarkan hari esok itu datang dengan sendirinya. Jangan pernah menanyakan kabar beritanya, dan jangan pula pernah menanti serangan petakanya. Sebab, hari ini kamu sudah sangat sibuk.
2. Takut akan kenyataan hidup!

Jalanilah hidup ini sesuai dengan kenyataan yang ada. Jangan larut dalam khayalan. Dan jangan pernah menerawang ke alam imajinasi. Hadapi hidup ini apa adanya; kendalikan jiwamu untuk dapat menerima dan menikmatinya! Bagaimanapun, tidak mungkin semua teman tulus kepadamu dan semua perkara sempurna di matamu. Sebab, ketulusan dan kesempurnaan itu adalah ciri dan sifat kehidupan dunia.
Sebaiknya bila kita merapatkan barisan, menyatukan langkah, saling memaafkan dan berdamai kembali, mengambil hal-hal mudah untuk kita lakukan, meninggalkan hal-hal yang menyulitkan, menutup mata akan beberapa hal untuk saat-saat tertentu, meluruskan langkah, dan mengesampingkan berbagai hal yang mengganggu.
3. Takut akan kesulitan hidup!

Kesulitan-kesulitan akan kehidupan ini merupakan perkara yang nisbi. Yakni, segala sesuatu akan terasa sulit bagi jiwa yang kerdil, tapi bagi jiwa yang besar tidak ada istilah kesulitan besar. Jiwa yang besar akan semakin besar karena mampu mengatasi kesulitan-kesulitan itu. Sementara jiwa yang kecil akan semakin sakit, karena selalu menghindar dari kesulitan itu.
Kesulitan itu ibarat anjing yang siap menggigit; ia akan menggonggong dan mengejarmu bila kamu tampak ketakutan saat melihatnya. Sebaliknya, ia akan membiarkanmu berlalu di hadapannya dengan tenang bila kamu tak menghiraukannya, atau kamu berani memelototinya.
4. Takut akan kegagalan

Ketakutan yang paling umum adalah ketakutan akan kegagalan. Kita semua takut tidak cukup baik. Tidak cukup baik untuk memulai bisnis baru, mengikuti kelas atau mencoba sesuatu yang baru. Jika kamu membiarkannya, takut gagal akan membuatmu tidak berusaha, titik. Dan itu akan membuatmu tidak melakukan yang terbaik. Kamu tidak akan memberikan 100 persen perjuangan dan usahamu karena takut untuk mengorbankan semua hal tapi malah gagal.
Sebaliknya, jika kamu tidak akan terlalu keras dalam berusaha karena jika itu tidak berhasil, hal tersebut akan menjadikanmu seolah-olah tidak terlalu menginginkannya atau agar kamu tidak terlalu kecewa jika gagal, bukan? Jika kamu memiliki ketakutan yang terlalu besar sehingga tidak mau mencoba, maka kamu akan menahan diri.
Jangan takut mengambil resiko. Jangan takut untuk untuk megikuti impian dan hatimu. Jika kamu bersemangat untuk melakukan proyek atau usaha baru, lakukanlah. Jika tidak berhasil, kamu akan menggunakan pengalaman itu untuk belajar, tumbuh dan menjadi lebih kuat.
Salah satu pelajaran paling berharga yang diajarkan Ayah saya adalah untuk terus mengikuti impian dan gigih. Jika pada percobaan pertama saya tidak mencapai impian, maka beliau akan mendorong saya untuk mencoba lagi. Beliau selau berkata "Teruslah berjalan, teruslah berusaha, jangan pernah menyerah." Tidak masalah apakah Anda pertama atau terakhir, selama Anda menuju garis finish.
Saya berkata pada diri sendiri, "Kamu tidak akan gagal sampai kamu berhenti berjuang." Jika kamu memiliki tujuan dan bergerak maju dan semakin dekat untuk mewujudkannya, maka kamu tidak gagal. Mungkin ada beberapa kemunduran di sepanjang jalan. Ini mungkin bukan jalan lurus ke garis finish, tetapi dengan setiap rintangan dan tantangan kamu akan tumbuh dan semakin kuat.
Begitulah seharusnya kita melihat situasi-situasi yang menantang kita dan melihatnya sebagai peluang untuk bertumbuh, maka kita tidak akan berpikir gagal. Kamu harus berpikir, "tantangan ini bukanlah yang menggagalkan saya, tapi ini akan membuat saya semakin kuat."
5. Takut akan penilaian

Kita sering dihadapkan dengan ketakutan akan terluka jika kita berbicara, dan takut jika tidak bisa mengatakan hal yang benar. Dan pada akhirnya, rasa takut akan penilaian membuat kita diam. Hari ini saya mampu memahami bahwa saya tidak akan selalu mengatakan hal yang benar dan itu tidak masalah. Saya berbicara, membuat suara saya terdengar, dan itu saja yang membuat perbedaan.
Tujuannya bukan untuk menjadi sempurna, tetapi untuk membuat kemajuan menjadi lebih baik dan lebih baik lagi seiring berjalannya waktu. Kamu perlu menempatkan diri diluar sana terlepas dari apa yang dipikirkan orang dan membiarkan penilaian-penilaian itu sampai kepadamu. Sampaikanlah kebenaran yang kamu pedomani bahkan ketika suaramu bergetar saat menyampaikannya.
Bagitupun di dalam membuat keputusan, kita terlalu takut dihakimi karena membuat keputusan, kita terlalu takut dihakimi karena membuat keputusan yang "salah", sama halnya seperti takut gagal. Tapi siapa yang bisa disalahkan? Lebih baik membuat keputusan, bahkan jika itu ternyata menjadi keputusan yang salah untukmu, daripada tidak membuat keputusan sama sekali. Setidaknya dengan membuat keputusan, kamu bergerak maju. Jika ternyata menjadi sebuah kesalahan, kamu bisa belajar darinya. Jika kamu tidak membuat keputusan sama sekali, kamu tidak memiliki kesempatan untuk tumbuh.
Tidak ada yang lebih buruk daripada meminta orang lain mengambil keputusan untukmu. Kita masing-masing adalah makhluk yang unik dan memiliki tujuan hidup yang unik. Ketika kamu membiarkan orang lain mendiktekan tujuan itu, kamu tidak akan menjalani kebenaran yang dirimu pedomani.
Sebuah nasihat meskipun bermaksud baik, benar-benar dari orang lain yang memberitahumu apa yang ada di dalam hati dan jiwa mereka, tapi kamu tidak akan hidup dari hatimu sendiri jika hanya mengikuti mereka tanpa berpikir panjang. Jangan biarkan rasa takut terhadap penilaian menghakimimu. Ikuti kata hatimu.


















