5 Kenyataan yang Terkadang Sulit Dihindari dalam Berinteraksi

Beberapa di antara kamu pasti pernah menjadi pihak yang tak termaafkan walaupun sudah melakukan terbaik semampunya sebagai ganti dari kesalahan. Meski kesalahan tersebut hanya kamu lakukan sekali kepada orang tersebut. Seolah-olah apa yang sudah kamu lakukan terdahulu hilang sekejap dengan satu kesalahan. 

Tidak perlu khawatir jika mengalami hal yang seperti ini. Berubah menjadi lebih baik lagi itu adalah cara meminta maaf bukan hanya sekadar omongan belaka. Jika tidak diterima serahkan kepada-Nya. Namun, kembali lagi apakah kesalahan tersebut ada unsur ketidak sengajaan atau sengaja dilakukan. Mawas diri kunci utama.

Pernah kah kamu berada dalam suatu lingkaran pertemanan atau keluarga di mana kamu dikelilingi oleh orang-orang yang saling membenci di belakang? Misalnya, A membicarakan keburukan B kepada kamu tetapi nanti di lain hari datang si B membicarakan keburukan si A. Namun, tiba-tiba kamu melihat si A dan si B saling menunjukkan keakraban seperti tidak ada apa-apa. Semuanya baik-baik saja.

Kesan pertama aneh untuk melihat pemandangan tersebut, mereka pandai menyimpan rasa ketidaksukaan sama lain. Tetapi, hati-hati jika kamu tidak pandai, kamu bisa membongkar aib mereka. Jadi, sepertinya masa bodo adalah pilihannya. Tak perlu ikut campur terlalu dalam karena dikhawatirkan akan merusak keakraban mereka meski hanya kamuflase.

Rasanya ini tak pernah terlepas dari berinteraksi. Setiap pernyataan mengandung bermacam argumen dari masing-masing isi kepala. Tergantung tingkat pemahaman dan pengalaman masing-masing. Menurut kamu benar belum tentu menurut dia atau mereka juga benar.

Rasanya suatu pendapat tidak ada yang benar dan salah hanya saja terletak pada tingkat pemahaman dan pengalaman. Situasi dan kondisi juga mempengaruhi dalam membuat keputusan atau pendapat. Jadi, tak perlu ribut jika ada yang tidak sependapat. 

Seringkali ketika berinteraksi sudah beretika selalu ada pihak yang tersinggung. Etika dalam berbicara pun rasanya sudah tahu semua. Menggunakan kalimat yang halus, jika mengkritik sebaiknya tidak di depan orang lain, dan lain sebagainya.

Sebenarnya banyak contoh yang niat awal sama sekali tidak bermaksud menyinggung perasaan lawan namun berakhir tersinggung. Pasti kamu pernah mengalaminya. Tetapi, pada dasarnya pihak yang tersinggung sebenarnya tidak ada sangkut pautnya dengan kamu jika kamu sudah beretika. Bisa jadi orang tersebut lagi ada masalah yang berat.

Ini sungguh sangat biasa terjadi ketika membicarakan sebuah janji. Tidak perlu susah untuk memberikan contoh. Misal, janji kumpul pukul 3 sore, datangnya pukul 5 sore. Terkadang yang membuat janji malah telat. 

Biasanya orang tidak akan berharap kalau tidak diberi janji. Namun, soal janji begitu mudah diucapkan dari mulut tanpa pemikiran lebih lanjut. Terkecuali ada suatu hal yang terjadi di luar kendali.

Itu tadi adalah lima kenyataan yang biasa terjadi selama berinteraksi. Dengan mengetahui beberapa poin di atas, semoga kamu bisa lebih mengontrol emosi diri menjadi lebih baik dan siap. Apa yang dihadapkan oleh kamu sebenarnya ujian dari Tuhan, lolos atau belum tergantung bagaimana kamu menyikapinya.