Pada dasarnya fokus pada kualitas memiliki kekurangan yang lebih minimal dibandingkan fokus pada kuantitas. Mereka akan mencoba mengubah paradigma ini dari berbagai aspek, mulai dari pendidikan, ekonomi, hingga sosial.
Dalam pendidikan misalnya, mereka akan mengkritisi dan memikirkan bagaimana cara mengubah sistem pendidikan sehingga belajar dan pendidikan benar-benar memberikan dampak positif pada kualitas seseorang. Memang kita ketahui bahwa sistem pendidikan kini hanya berfokus pada menciptakan sebanyak-banyak lulusan berijazah dengan satu standar (prestasi akademik), dan mengesampingkan standar lain seperti keunikan individu, karakter, moral dan soft skill.
Karakter, moral, dan soft skill hanya menjadi pelengkap silabus dan kurikulum saja. Melalui usaha dan suara mereka kini sedikit demi sedikit sistem pendidikan Indonesia menjadi lebih baik, meski masih banyak yang harus dibenahi.
Mereka juga akan mempertanyakan bagaimana meningkatkan kualitas generasi selanjutnya, agar mampu bekerja dengan produktif tapi juga nyaman dan bahagia. Seperti yang kita tahu bahwa pekerja yang nyaman dan bahagia akan lebih produktif dan tentunya bisa memberikan dampak pada perekonomian global.
Pola pikir millennial tentang memilih kualitas sebagai acuan utama inilah yang membuat mereka bisa membuat suatu negara. Hal ini juga sejalan dengan quotes dari Presiden Pertama Indonesia, Soekarno
Beri aku seribu orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, beri aku sepuluh pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia
Nah, dari quotes presiden pertama Indonesia inilah kita bisa mengambil kesimpulan bahwa kualitas lebih penting dari kuantitas. Sepuluh orang dengan kualitas baik tentu akan mampu mengguncang dunia dibandingkan seribu orang namun dengan kualitas biasa saja.