Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kerja Paruh Waktu di Jepang Bisa Gaji Rp14 Juta, Ini Konsekuensinya!

Pixabay/Skeeze
Pixabay/Skeeze

Upah layak yang diberikan kepada para pekerja di Jepang memang bukan isapan jempol belaka. Untuk pekerja paruh waktu saja, mereka bisa mengantongi Rp14 juta per bulan. Padahal mereka cuma dapat jatah kerja 28 jam per pekan.

Kok bisa dapat Rp14 juta? Ya bisa. Sebab di Jepang upah pekerja paruh waktu dihitung per jam yang angkanya sekitar ¥1.000 atau Rp130 ribu (dengan kurs ¥1 = Rp130). Itu belum termasuk tunjangan transportasi dan insentif lembur.

Menggiurkan bukan? Meski begitu, ada 5 hal yang harus diperhatikan seraya bermimpi mendapatkan upah Rp14 juta.

1. Siap kerja sendiri

Pixabay/Free-Photos
Pixabay/Free-Photos

Masyarakat Jepang dikenal dengan kemandiriannya. Sikap itu juga berlaku di dunia kerja. Meskipun banyak imigran yang bekerja secara paruh waktu, bukan berarti mereka terbebas dari sikap kemandirian itu.

Jadi jangan kaget jika ada seorang kurir antar barang yang merangkap kerja sebagai pengemudi mobil sekaligus tukang angkat kotak yang berat dan besar-besar. Atau penjaga toko yang merangkap tugas sebagai kasir dan customer care.

2. Siap kerja tanpa pelatihan

Pixabay/Rawpixel
Pixabay/Rawpixel

Di Jepang, kekurangan tenaga kerja tidak boleh menjadi alasan bagi perusahaan untuk kehilangan produktivitas. Akibatnya, pekerja paruh waktu menjadi salah satu alternatif menutup kelemahan itu.

Karena dituntut untuk menjaga ritme kerja, perusahaan tidak memiliki cukup waktu untuk melatih pekerjanya. Karyawan dituntut untuk siap dan langsung bekerja sesuai ritme dengan mengikuti petunjuk yang biasanya tertulis secara jelas.

3. Bergerak terus selama jam kerja

Pixabay/5477687
Pixabay/5477687

Karena dibayar per jam, perusahaan akan menuntut pekerjanya untuk terus bergerak setiap menit, bahkan detik. Jadi jangan berharap ada jeda untuk sekadar meluruskan badan di jam kerja.

Mereka yang bekerja di pabrik harus terus bergerak mengikuti ritme kerja selama waktu istirahat belum tiba. Sebab satu-satunya waktu untuk sekadar meredakan pegal cuma jam istirahat.

4. Jangan bawa perasaan

Pixabay/RobinHiggins
Pixabay/RobinHiggins

Ritme kerja yang cepat dan harus tepat kadang memaksa semua karyawan untuk bekerja secara benar. Tidak sedikit para pekerja paruh waktu yang diserbu omelan dari atasannya. Beberapa di antaranya tentu dengan nada keras dan ucapan kasar.

Namun omelan itu jangan terlalu dimasukkan ke dalam hati alias jangan baper. Sekeras apapun teguran yang diterima, para atasan cuma meluapkan kekesalan seketika itu saja.

5. Ingat jatah kerja 28 jam per pekan

Pixabay/JesseMcFly
Pixabay/JesseMcFly

Pemerintah Jepang sangat tidak toleran terhadap pelanggar aturan. Mereka pun memiliki sistem pengawasan yang baik. Dengan begitu, setiap pelanggaran yang terdeteksi akan langsung diketahui dan pelakunya pasti kena sanksi.

Oleh karenanya, jika tidak mau kena sanksi, para pekerja paruh waktu mesti menaati ketentuan waktu kerja 28 jam per pekan itu. Meskipun kenyataannya nanti akan ada banyak godaan yang menawarkan kelebihan waktu kerja dengan janji tanpa diketahui aparat penegak hukum.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Asep Wijaya
EditorAsep Wijaya
Follow Us

Latest in Life

See More

[QUIZ] Apakah Kamu Akan Menikah dengan Pacarmu yang Sekarang?

01 Sep 2025, 13:37 WIBLife
swede

artikel uji coba 2

19 Sep 2024, 16:09 WIBLife
Group 7844 (1).png

article scenario enam

19 Agu 2024, 17:26 WIBLife
Group 7844 (1).png

AKU MAU BUAT QUIZ BARU

08 Agu 2024, 00:00 WIBLife
Group 7844 (1).png

Artikel life hari kamis

17 Jul 2024, 00:00 WIBLife

artikel baru untuk di onhold

17 Apr 2024, 05:05 WIBLife
Group 7844 (1).png

Artikel coba life

03 Apr 2024, 14:08 WIBLife