Renungkan 8 Hal Ini Sebelum Kamu Resign

Merasa jenuh dan bosan memang sering dialami oleh para pekerja kantoran. Beratnya pekerjaan dan tanggung jawab yang seakan tak pernah selesai, gaji dan jabatan yang mandek, belum lagi apalagi jika sang atasan yang terus ngomel ini-itu, tentunya semakin menambah suasana kantor semakin tidak nyaman.
Pikiran untuk segera resign atau mengundurkan diri-pun semakin sering terbayang-bayang. Pindah kerja, ganti atasan, maupun banting stir ganti pekerjaan barangkali sempat terpikir olehmu. Kamu merasa tak ada yang bisa dibanggakan oleh kantormu saat ini. Namun, daripada terus mengeluh, ada baiknya kamu simak beberapa hal berikut ini, agar tak menyesal nanti.
1. Jangan resign hanya karena emosi semata.

Ceritanya nih, siang tadi si bos habis marah besar. Semua kata-kata kotor keluar dari mulutnya. Hampir semua karyawan kena omelannya, termasuk kamu. Beberapa teman kerjamu mengambil sikap santai, namun kamu masih saja tak terima dengan ulah atasanmu. Sesampai dirumah, kamu langsung berinisiatif untuk mengundurkan diri.
Saran IDNtimes, mending kamu urungkan terlebih dulu niatmu. Memutuskan sesuatu hanya karena emosi semata justru akan merugikan dirimu nantinya. Tariklah nafas dalam-dalam, buang segala emosi negatif, tontonlah film acara komedi di televisi agar perasaanmu kembali ceria, lalu setelahnya, tidurlah dengan perasaan tenang. Saran ini bisa mengembalikan energi positif, dan membuat kamu lebih bisa berpikir jernih, sebelum memutuskan resign dari kantormu bekerja.
2. Tergiur melihat gaji yang lebih besar di tempat lain.

Gaji besar pastinya menuntut tanggung jawab yang besar pula. Jadi, bukan tidak mungkin bila di kantor incaranmu, job desc yang akan kamu emban menjadi lebih banyak dan lebih berat. Lagipula, belum tentu suasana di kantor barumu nanti lebih baik dari suasana kantormu yang sekarang. Bagaimana jika ternyata sebaliknya?
3. Ingin tinggal di kota lain yang (menurutmu) lebih nyaman.

Kamu sudah yakin kalau kota yang akan kamu tuju adalah kota yang tepat untuk kamu tinggali? Apakah bidang pekerjaan dan keahlianmu di kota tersebut memang sedang dibutuhkan? Kemudian faktor gaji, jika dinilai dari segi biaya hidup sehari-hari apakah mencukupi? Jangan sampai kamu yang kerja di Jogja ingin pindah ke Jakarta hanya karena selisih gaji yang besarnya dua sampai tiga kali lipat. Ingat kawan, biaya hidup di Jakarta memang dua sampai tiga kali lipat lebih tinggi dari Jogja, jadi wajar jika rentang gajinya juga dua kali lipat lebih tinggi!
4. Resign karena merasa tak cocok dengan budaya kerja.

Jika kamu baru sebulan bekerja, kemudian secara tiba-tiba mengajukan resign, berarti kamu belum memahami budaya kantor. Kamu yang biasanya santai, tiba-tiba dihadapkan dengan ritme kerja yang sangat cepat. Atau kamu yang tadinya serba selalu menunggu perintah atasan, kali ini harus dituntut untuk lebih kreatif dan mandiri, tanpa campur tangan berlebih dari sang atasan. Tentunya hal ini membuat kamu jadi tak nyaman.
Ingatlah bahwa segala sesuatu yang baru memerlukan adaptasi. Cobalah bertahan lebih dulu selama tiga bulan, enam bulan, atau satu tahun sekalian. Lihatlah betapa dirimu akan lebih cepat beradaptasi dengan budaya kerja di kantormu.
5. Pikirkan ilmu dan pengalaman yang telah diberikan perusahaan atau rekan kerja kepadamu.

Mungkin pekerjaanmu sekarang terlalu berat, namun bukankah kamu sudah memetik banyak pelajaran dari tempat kerjamu saat ini? Yang tadinya tidak disiplin, sekarang kamu bisa mengatur waktu. Yang tadinya tak bisa apa-apa, sekarang kamu hampir bisa melakukan semuanya. Mulai dari bagaiamana cara promosi yang baik, melayani pelanggan, melakukan penjualan, hingga bagaimana membuat laporan yang terstruktur. Bukankah ilmu dan pelajaran tersebut jauh lebih baik daripada hanya sekedar uang?
6. Pikirkan lagi bagaimana kamu memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Jika selama ini kamu hanya mengandalkan penghasilan dari satu sumber saja, alangkah baiknya jika kamu berpikir siapa yang akan menanggung kebutuhan hidupmu jika memutuskan resign saat ini juga. Beruntunglah jika kamu sudah mendapatkan pekerjaan pengganti sebelumnya. Jika memang belum, bagaimana caranya kamu bisa bertahan hidup? Nggak mungkin kan hanya mengandalkan uang pinjaman saja?
7. Apakah kamu rela melewatkan begitu saja fasilitas kantor yang selama ini telah diberikan?

Fasilitas berupa laptop, kendaraan, kredit rumah, maupun asuransi kesehatan pastinya merupakan fasilitas-fasilitas yang tak mungkin dilewatkan seorang karyawan. Fasilitas tersebut akan diberikan oleh perusahaan kepada para pekerjanya. Sudah siapkah kamu melepaskan berbagai fasilitas menggiurkan tersebut begitu kamu resign?
8. Ingatlah bahwa di luar sana, masih banyak orang yang kesulitan mencari pekerjaan.

Jangan sering mengeluh dengan kondisi pekerjaanmu saat ini. Ingatlah bahwa masih banyak orang yang justru sedang mati-matian mendapatkan pekerjaan. Kamu masih lebih beruntung dibanding mereka yang hingga hari ini belum bisa mandiri.
Tentu kamu juga masih ingat kan, bagaimana dulu perjuanganmu mencari pekerjaan. Menyebar CV kesana kemari, ditolak berkali-kali, hingga sempat putus asa karena tak kunjung juga diwawancarai. Bukankah masa-masa tersebut merupakan masa yang sangat melelahkan dan menguras tenaga?
Saran IDNtimes, lebih baik kamu pikirkan matang-matang sebelum resign dari kerjaanmu yang sekarang. Lebih baik menimbang-nimbang, daripada kamu menyesal nanti bukan?


















