12 Tipe Millennials Termasuk Kamu dalam Menghadapi Hari Valentine Edisi 2017

Hari kasih sayang terkenal di seluruh dunia yang jatuh pada tanggal 14 Februari ini banyak menimbulkan kontroversi. Secara internasional hari ini dikenal sebagai Valentine's day (hari Valentine), sementara orang Indonesia banyak yang menyebutkannya hari kasih sayang. Hal kontroversial dari perayaan hari Valentine ini terletak pada latar belakang kisahnya yang terbilang "menjijikkan" (dihubungkan dengan kisah Yunani kuno) karena melanggar banyak norma sosial maupun agama yang berlaku hari ini. Karenanya hari Valentine merupakan budaya, bukan bawaan agama apapun.
Namun era modern membuat orang memutuskan bahwa hari Valentine dijadikan hari spesial merayakan pengungkapan kasih sayang, bukan merayakan latar belakangnya. Di balik pro dan kontranya, inilah 12 tipe millennials dalam hadapi hari Valentine edisi 2017, termasuk kamu!
1. Galau mau kasih apa.

Dengan melihat sekelilingnya yang sudah menetapkan mau memberikan apa ke kekasihnya, tipe millennials ini akan mengalami kegalauan. Ia merasa bahwa cokelat, bunga atau boneka itu sudah mainstream dan ia ingin sesuatu yang benar-benar worth to share di media sosialnya.
2. Literally masa bodo.

Tipe millennials ini gak peduli dengan pro kontra dan ribut-ribut soal hari Valentine. Kalaupun ia diajak ikut nimbrung dalam acara khusus Valentine, ya oke-oke saja. Yang jelas ia masa bodo dengan konsep perayaan kasih sayang hari Valentine, ia hanya akan ikut kalau ada makan-makan di antara pasangan lain, nonton bareng film spesial romantis dan lain sebagainya.
3. Harap-harap cemas, kadang ke-ge'er-an.

Bisa jadi tipe ini mengharapkan hadiah banget dari pasangannya. Bisa juga ia mengharapkan hadiah dari seorang penggemar atau pengagum rahasianya. Berdoa saja yang banyak, kalau jodoh gak ke mana.
4. Biasa-biasa saja, gak ada yang spesial.

Tipe millennials yang ini akan menganggap tanggal 14 Februari seperti hari lainnya yang dilalui dengan biasa saja. Baginya gak ada yang spesial, baik itu dia masih sendiri ataupun sudah memiliki pasangan.
5. Anti banget karena latar belakang di balik perayaan tanggal 14 Februari.

Apapun alasannya, dari agama apapun (mengingat bahwa Valentine adalah budaya, bukan dari agama mana pun), merayakan Valentine itu bagi mereka adalah konsep yang salah. Menurut mereka cinta, kasih dan sayang itu harusnya ada setiap hari, bukan dikhususkan pada satu hari. Jadi konsep budaya hari Valentine sangat gak masuk akal bagi mereka.
6. Dokter cinta yang bijak.

Karena berbagai alasan, tipe millennials ini gak bisa bersama pasangannya di hari Valentine. Ia akan lebih banyak aktif di media sosialnya dan memberikan berbagai quotes ataupun nasihat cinta. Namun sebagaimana pemahaman yang sering disampaikan, orang yang bijak justru dia yang pernah mengalami kepahitan yang amat sangat. Mungkin itu kode minta tolong?
7. Motivator (berusaha) bijak.

Bisa jadi millennials ini punya pasangan tapi gak berkesempatan bersama di hari Valentine, ataupun memang jomblo yang aktif di media sosial. Berbeda dengan tipe nomor 6, ia akan berusaha memadamkan api pertempuran posting dan komentar dari pihak yang pro maupun kontra di media sosial. Baginya itu adalah tanggung jawabnya karena ia sudah memahami bahwa perdebatan budaya itu percuma. Padahal ia tersiksa karena gak ada kebersamaan dengan cintanya dan berusaha menutupinya dengan jadi motivator dadakan. itu.
8. Memanfaatkan berbagai promo dan diskon.

Millennials yang satu ini sudah memperhitungkan sejak jauh hari dan awas terhadap segala bentuk promo serta diskon dari berbagai gerai. Ia akan mencari tahu apa saja promo yang ada mulai brand pakaian, kebutuhan sehari-hari sampai tempat makan. Tentunya ia manfaatkan semaksimal mungkin promo tersebut di tanggal 14 Februari.
9. Siap all out demi yang tercinta.

Bisa jadi karena memang mereka mengikuti budaya ini atau karena kebetulan tanggal jadiannya dipas-pasin dengan tanggal yang terkenal sebagai hari kasih sayang ini. Jadi untuk merayakan cinta mereka, sudah disiapkan rencana dan realisasinya sejak jauh hari.
10. Masih fokus berkutat dengan urusan dan segala isu terkait pilkada 2017.

Gak sadar bahwa 14 Februari sudah hadir atau ada pihak lain yang sedang ribut maupun merayakan Valentine, ia akan fokus berdebat soal pilkada 2017 yang jatuh di hari esoknya. Baik itu di media sosial maupun di kehidupan nyata. Baginya atribut merah, pink dan bentuk-bentuk hati itu gak ada, ia merasa sekelilingnya dipenuhi atribut pilkada 2017.
11. Jomblo abadi.

Bagi millennials yang satu ini, merayakan hari Valentine bersama orang yang paling dicintainya adalah bucket list atau impian besarnya yang penuh keajaiban. Ia akan banyak membayangkan hal-hal indah terjadi padanya di hari itu, ataupun kebahagiaan seumur hidup yang akan dihadapi bersama yang terkasih. Namun, ia dibangunkan oleh realita bahwa hari tersebut akan segera berakhir dengan deadline kerjaan yang makin mepet.
12. Keheranan sendiri, sebenarnya apa yang terjadi.

Ia gak tahu apa yang sebenarnya sedang orang-orang ributkan atau bicarakan di tanggal 14 Februari. Ia akan cuma garuk-garuk kepala sambil melanjutkan aktivitas kesehariannya seperti biasanya. Ia akan bergumam dalam hati dan gengsi bertanya, sebenarnya ada apa dengan tanggal 14 Februari?

Yang manapun kamu, perlu diketahui bahwa ada banyak orang yang berbeda denganmu. Berbeda itu oke, menyampaikan pendapat itu juga oke, tapi memaksakan orang lain untuk menjadi sepemikiran denganmu itu sebaiknya dihindari. Hargai perbedaan, apalagi mengingat bahwa hari Valentine itu budaya mengungkapkan kasih sayang bukan merayakan apapun. Jadi, anggap saja ada kesempatan khusus untuk menyampaikan cinta secara maksimal dalam sekali setahun. Walaupun cinta, kasih dan sayang harusnya diungkapkan setiap hari, tekor juga kan kalau setiap hari harus beli cokelat, bunga, boneka atau paket liburan? Selamat berkasih sayang! #StopTheHate


.png)













