Tidak selamanya penurunan berat badan dianggap sebagai sesuatu yang positif. Jika kamu mengalami penurunan berat badan drastis disertai dengan berkurangnya massa otot, bisa jadi kamu terkena cachexia! Berdasarkan data dari laman Cancer Cachexia, penyakit ini dialami oleh 9 juta orang di seluruh dunia.
Mari mengenal tentang penyakit cachexia lebih lanjut! Mulai dari penyebab, gejala, faktor risiko dan penanganannya. Baca sampai tuntas, ya!
Merasa kurang familier dengan namanya? Cachexia adalah terjadinya penurunan berat badan secara berlebihan. Ini disebabkan oleh penipisan jaringan adiposa dan massa otot pada tubuh, ungkap laman News Medical. Seseorang yang terkena cachexia akan mengalami penurunan berat badan drastis tanpa berusaha diet atau olahraga.
Cachexia dikenal dengan nama lain wasting syndrome. Kata cachexia sendiri berasal dari istilah Yunani di mana kakos berarti buruk dan heksis yang berarti kondisi. Cachexia menyebabkan pengecilan otot yang tidak proporsional, kelemahan dan kelelahan serta menghilangkan nafsu makan pada individu tersebut.
Diperkirakan, cachexia terjadi pada 9 juta orang di seluruh dunia. Cachexia banyak ditemukan di negara maju seperti Amerika, Eropa dan Jepang. Paling banyak, cachexia terjadi di Amerika Serikat dan menyerang hingga 5 juta jiwa! Data ini disadur dari laman Cancer Cachexia.
Cachexia erat kaitannya dengan kanker. Ini karena penderita kanker umumnya mengalami penurunan berat badan drastis. Setengah dari pasien kanker mengalami penurunan berat badan dan 1/3 di antaranya akan kehilangan 5 persen dari berat badan. Penurunan berat badan paling banyak terjadi pada penderita kanker lambung, pankreas dan paru-paru.
Ada beberapa gejala dan ciri-ciri yang bisa ditandai. Secara umum, penderita cachexia akan mengalami penurunan berat badan dan kehilangan massa otot secara drastis. Selain itu, kekuatan otot jadi berkurang, merasa kelelahan, kehilangan nafsu makan dan memiliki kadar protein albumin yang rendah, jelas laman Healthline.
Bukan hanya itu, penderita cachexia akan mengalami anemia, tingkat peradangan yang tinggi serta kesulitan menaikkan berat badan. Namun, mendiagnosis cachexia tidak mudah. Setidaknya, kita harus kehilangan 5 persen dari berat badan selama 12 bulan terakhir untuk menentukan kita terkena cachexia atau tidak.
Penyebab pasti cachexia belum diketahui hingga detik ini. Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa ada keterkaitan antara cachexia dengan tumor nekrosis faktor alfa (TNF- α), interleukin 6 (IL-6) dan interferon gamma (IFN-γ), terang laman News Medical. Penelitian menunjukkan bahwa TNF- α bisa menyebabkan penipisan jaringan dan otot.
Selain itu, cachexia terjadi pada tahap akhir dari kanker, penyakit ginjal kronis, radang sendi, gagal jantung kongestif, penyakit paru obstruktif kronik hingga fibrosis kistik, ujar laman Healthline. Penderita penyakit tersebut memiliki risiko besar kehilangan berat badan dan mengalami pengurangan massa otot.
Cachexia masih dibagi menjadi tiga kategori, antara lain precachexia, cachexia dan cachexia refraktori. Untuk precachexia, seseorang akan kehilangan 5 persen dari berat badan. Hal ini disertai dengan beberapa gejala, seperti kehilangan nafsu makan, mengalami peradangan serta perubahan metabolisme, ungkap laman Healthline.
Selanjutnya, untuk cachexia, kita akan mengalami penurunan berat badan hingga 5 persen selama 12 bulan. Penurunan berat badan ini bisa terjadi, bahkan tanpa kita perlu bersusah payah diet atau olahraga. Sementara, cachexia refraktori terjadi pada individu yang menderita kanker dan umum terjadi di stadium akhir.
Jangan menganggap cachexia remeh, sebab kondisi ini bisa menyebabkan kematian! Pengurangan massa lemak dan otot akan berpotensi mempercepat kematian, jelas laman Medical News Today. Cachexia adalah faktor pemicu 20 persen kematian akibat kanker. Studi ini dipublikasikan di Journal of Cachexia, Sarcopenia and Muscle.
Komplikasi cachexia menyebabkan sistem kekebalan tubuh berkurang, terjadinya gangguan respons terhadap pengobatan, berkurangnya kualitas hidup, hilangnya kemampuan untuk hidup mandiri serta mengurangi angka harapan hidup. Ternyata, efeknya cukup fatal juga, ya?
Untuk saat ini, tidak ada pengobatan khusus untuk cachexia. Pengobatan hanya bisa dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup, bukan untuk menyembuhkan. Caranya adalah dengan mengubah diet dan pola makan, menambahkan suplemen gizi, memberi obat penambah nafsu makan serta menjaga agar suasana hatinya tetap baik.
Stimulan penambah nafsu makan yang dimaksud adalah megestrol acetate, memberi dronabinol untuk mencegah mual, meningkatkan selera makan serta menjaga suasana hati. Tak lupa, dukungan emosional dari orang terdekat sangatlah penting, tegas laman Medical News Today.
Nah, itulah 7 fakta seputar cachexia, kondisi penurunan berat badan yang ekstrem. Semoga informasi singkat ini bisa membantu, ya!