Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Depresi Selama Masa Kehamilan, Apakah Akan Berefek pada Bayi?

rawpixel.com/roungrout
rawpixel.com/roungrout

Depresi adalah salah satu kondisi kesehatan mental yang perlu ditangani serius. Meski sedang mengandung, wanita hamil memiliki risiko yang sama dalam mengalami depresi. Belum lagi, kemungkinan depresi lebih tinggi karena wanita stres terhadap perubahan fisiknya, kepikiran masa depannya, dan faktor-faktor lainnya.

Jika ditangani dengan tepat, untungnya depresi selama masa hamil ini masih dapat diobati. Mari kita pelajari lebih lanjut tentang depresi selama masa kehamilan dan bagaimana efeknya pada kesehatan calon bayi.

1. Tanda-tanda depresi selama masa kehamilan

rawpixel.com/roungrout
rawpixel.com/roungrout

Bisa dibilang normal memang, jika selama hamil wanita akan mengalami perubahan hormon dan juga mood. Dari yang asalnya bahagia atau biasa saja, jadi sedih. Namun perubahan mood ini mulai bisa dibilang tidak normal, atau jatuh ke dalam depresi, jika calon ibu mengalami tanda-tanda seperti ini:

  • Mengisolasi diri dari teman, keluarga, atau hubungan sosial lainnya.
  • Merasa kesulitan bahagia meski sedang hamil.
  • Sering menangis.
  • Makan terlalu sedikit, atau bahkan terlalu banyak.
  • Sulit tidur.
  • Merasa tidak berdaya sepanjang waktu.
  • Tidak mengikuti saran dokter untuk kesehatannya atau kesehatan calon bayi.

Berdasarkan analisis yang dilansir dari NCBI dari tahun 2017, ada berbagai macam alasan yang bisa menyebabkan calon ibu jatuh depresi. Salah satunya adalah tidak memiliki pasangan yang suportif, memiliki riwayat depresi sebelumnya, mengalami kehamilan yang tidak diinginkan, tidak berolahraga, dan menggunakan obat-obatan tertentu.

2. Efek depresi pada kehamilan

rawpixel.com/roungrout
rawpixel.com/roungrout

Meski si calon ibu sedang mengalami depresi, namun kehamilannya masih dikategori sehat, maka calon bayi tidak akan mengalami masalah. Dilansir dari Medical News Today, kuncinya adalah kehamilan yang sehat dulu. Tubuh yang sehat, ditambah dengan calon ibu yang sehat secara mental juga, akan melahirkan anak yang sehat pula.

Namun tidak bisa dipungkiri, depresi yang sudah parah akan menimbulkan efek tersendiri pada calon bayi. Ini salah satunya:

  • Bayi lahir prematur.
  • Berat badan bayi saat lahir rendah.
  • Perkembangan otak bayi tidak sempurna.
  • Bayi lahir dengan masalah temperamen.
  • Ibu berisiko terkena depresi pascapersalinan.

Bahkan jika sampai di titik parah dan calon ibu tidak merawat dirinya, risiko keguguran akan sangat tinggi. Karena itu jika kamu di sekitarmu ada calon ibu yang seperti ini, segera ajak dia ke dokter atau tenaga profesional lainnya ya.

3. Jenis perawatan yang dibutuhkan ibu hamil untuk mengatasi depresi

rawpixel.com/roungroat
rawpixel.com/roungroat

Sama seperti pada orang depresi, perawatan yang tepat untuk ibu hamil saat dia depresi juga adalah dukungan dari keluarga dan sahabat di sekitarnya. Selain itu, disarankan juga pergi ke psikolog untuk terapi emosi. Jika memang sudah termasuk parah, maka calon ibu akan diminta pergi ke psikiater untuk mendapatkan perawatan medis.

Namun selain itu, dukungan dari suami adalah hal yang paling penting untuk perkembangan mental ibu hamil. Perlu adanya peran suami untuk menenangkannya, untuk mengajaknya berolahraga, atau untuk membicarakan lebih lanjut mengenai kekhawatirannya sebagai calon ibu.

4. Nah, apakah obat antidepresan aman dikonsumsi selama hamil?

pexels.com/Pixabay
pexels.com/Pixabay

The American College of Obstetricians and Gynecologists yang dilansir dari website ACOG, mengatakan risiko obat antidepresan membuat cacat calon bayi sangat kecil, jika dibandingkan dengan risiko kesehatan ibu yang mengalami depresi dan calon bayi yang bisa saja terpengaruh. Risiko obat antidepresan bisa dibilang besar jika dikonsumsi pada trimester pertama, di mana kondisi janin belum kuat.

Namun perlu diingat, obat antidepresan bukanlah satu-satunya pengobatan yang dapat dijalankan selama kehamilan. Calon ibu lebih ditekankan dulu pada perubahan gaya hidup, perawatan konseling, dan dukungan dari keluarga serta pasangan. Jika memang tidak ada perubahan, barulah mengonsumsi obat antidepresan.

5. Waktu yang tepat untuk pergi ke dokter

rawpixel.com/Teddy Rawpixel
rawpixel.com/Teddy Rawpixel

Bagi wanita hamil yang mengalami depresi, sedini mungkin pergi ke dokter, lebih baik untuk kesehatannya dan kesehatan si calon bayi. Bahkan, dokter-dokter kandungan juga sudah mulai dilatih untuk melihat tanda awal depresi pada calon ibu. Jika memang sudah terlihat, maka dokter kandungan akan memberi surat rujukan ke psikiater untuk perawatan lebih lanjut.

Begitulah penjelasan mengenai depresi selama masa kehamilan. Jika kamu tahu orang di sekitarmu, istri, saudara, atau bahkan sedang kamu alami sendiri, jangan menunda menghubungi tenaga profesional. Semakin cepat, semakin baik untuk calon ibu dan calon bayi juga.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Winnie Hw
EditorWinnie Hw
Follow Us

Latest in Health

See More

10 Parfum Lokal Terbaik yang Wangi dan Tahan Lama

03 Sep 2025, 11:25 WIBHealth
IMG20240724165502.jpg

tes timezone wita

25 Jul 2025, 15:00 WIBHealth
singa

artikel coba draft

25 Jul 2025, 11:47 WIBHealth
burung

Artikel agustus update

15 Jul 2025, 16:48 WIBHealth
a

Test notif artikel ke 6 rev

11 Jul 2025, 13:18 WIBHealth
VdZYCdlbFs.png

Coba Create artikel rss

13 Jun 2025, 14:42 WIBHealth
swede

quiz pertamaku

18 Okt 2024, 09:25 WIBHealth
Default Image IDN

cwecw

12 Jun 2024, 00:00 WIBHealth
Default Image IDN

dwed

12 Jun 2024, 00:00 WIBHealth