Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Pola Pikir yang Perlu Kamu Kubur Agar Keuangan Tetap Stabil

Unsplash/Ibrahim Rifath
Unsplash/Ibrahim Rifath

Salah satu hal yang seakan menjadi ‘momok’ bagi setiap orang adalah jika kondisi keuangan pribadi tidak stabil bahkan memburuk. Cukup realistis jika setiap orang ingin stabil secara finansial meskipun terkadang kondisi nyata dalam kehidupan sehari-hari tentu ada saja godaan yang datang, ada pengeluaran-pengeluaran tak terduga yang membuat segala idealisme seseorang tentang keuangan pribadi pun runtuh.

Hal ini tentu menjadi tantangan bagi kaum muda-mudi yang sudah memiliki penghasilan untuk berpikir keras bagaimana caranya mengatur dan mengelola penghasilan per bulan agar tidak ‘miskin mendadak’ di pertengahan bulan. Baik kaum muda-mudi yang baru mulai merencanakan pernikahan maupun yang sudah menikah pun tentu mengalami persoalan yang sama.

Niat yang tidak dibarengi usaha pada hakikatnya adalah sia-sia, namun usaha yang tidak disertai pola pikir yang tepat pun akan sulit terlaksana dengan baik. Ada 5 pola pikir yang umumnya dimiliki kaum muda-mudi zaman sekarang yang cenderung membuat mereka sulit menabung untuk masa depan sehingga kondisi keuangan mereka menjadi tidak stabil.

1. Masa muda perlu dinikmati sebaik mungkin

Unsplash/freestocks.org
Unsplash/freestocks.org

Ini adalah salah satu pemikiran paling umum yang dimiliki setiap anak muda namun pemikiran ini membuat mereka terjebak dalam prinsip: “mumpung masih muda, puas-puasin dulu menikmati penghasilan sendiri”.

Prinsip ini kemudian membuat mereka cenderung boros untuk kesenangan pribadi. Memang penting untuk memiliki waktu berkualitas bersama teman-teman, keluarga, bahkan diri sendiri (me-time) namun akan lebih baik jika bisa mengurangi intensitas pada kegiatan-kegiatan yang menguras biaya seperti nongkrong di kafe, makan malam di restoran hotel, atau shopping bareng teman hingga ke luar negeri.

2. Gaya hidup menunjukkan tingkat kemakmuran seseorang

Unsplash/Austin Distel
Unsplash/Austin Distel

Gaya hidup biasanya nampak pada cara berpakaian maupun kebiasaan-kebiasaan tertentu di dalam pergaulan. Tentu pemikiran seperti ini tidak sepenuhnya benar. Belajarlah dari Bob Sadino seorang pengusaha sukses dengan ciri khas berpakaian yang sangat sederhana yaitu memakai kemeja dan celana pendek.

Teladanilah Mark Zuckerberg yang memilih untuk hidup sederhana meskipun kekayaannya melimpah. Ia bahkan merayakan acara pernikahan dengan sederhana dan jauh dari kata mewah. Nah, dengan menerapkan gaya hidup sederhana maka kita dapat meminimalisir pengeluaran-pengeluaran yang tidak terlalu penting.

3. Tidak penting untuk membuat laporan keuangan pribadi

Unsplash/Kelly Sikkema
Unsplash/Kelly Sikkema

Pemikiran seperti ini keliru. Kita perlu membuat laporan keuangan pribadi yang memuat pos-pos kebutuhan setiap bulan dan mencatat semua pengeluaran agar dapat menyisihkan sebagian dari penghasilan kita untuk dana khusus/darurat, dana kesehatan, maupun pengeluaran-pengeluaran tidak terduga lainnya.

Zaman sekarang, teknologi membuat kita lebih mudah dalam mengatur keuangan pribadi karena sudah ada beberapa aplikasi finansial khusus yang bisa kita download langsung di smartphone tanpa perlu ribet mencatat secara manual.

4. Mentraktir sahabat adalah salah satu wujud persahabatan yang sejati

Unsplash/Elevate
Unsplash/Elevate

Memang benar bahwa lebih baik memberi daripada menerima, namun persahabatan sejati tidak hanya diukur dari seberapa sering kita mentraktir sahabat-sahabat kita. Beberapa hal memang tidak bisa dinilai hanya berdasarkan materi saja.

Namun jika memungkinkan, sisihkanlah sedikit dari penghasilan per bulan untuk dana khusus mentraktir teman dan kerabat agar pos-pos kebutuhan lainnya tidak berkurang.

5. Momen diskonan adalah momen berharga yang harus dimanfaatkan sebaik mungkin

Unsplash/Artem Beliaikin
Unsplash/Artem Beliaikin

Wahai anak muda pejuang diskonan, janganlah mudah goyah imanmu! Pemikiran ini perlu dihilangkan jika ingin sukses mengelola keuangan pribadi. Tidak semua harga diskon berbeda jauh dengan harga aslinya loh, jangan mau tertipu oleh permainan harga di toko. Lebih baik memilah apa saja yang menjadi kebutuhan pokok dari keinginan semata.

Nah, semoga setelah membaca artikel ini kamu dapat belajar untuk disiplin mengatur keuangan pribadimu ya. Jangan cuma paham soal literasi hati, tapi pahamilah juga tentang literasi keuangan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Zpica Alfania Soukotta
EditorZpica Alfania Soukotta
Follow Us

Latest in Business

See More

Artikel reviewed coba

22 Des 2025, 12:01 WIBBusiness
ss_8d23b9dd754ae8d287c0588641f169abe8acb86a.1920x1080.jpg

Ciba artikel table

15 Des 2025, 13:53 WIBBusiness
rthtrh

coba test lagi lagi

09 Des 2025, 14:57 WIBBusiness
ss_df1de01f93f61bd30d64e6206b606d0a15cb485f.1920x1080.jpg

test artikel lagi

09 Des 2025, 14:54 WIBBusiness
02.jpg

test artikel

09 Des 2025, 14:51 WIBBusiness
GVq5Zpna8AAQq-M.jpg

artikel community 2

01 Des 2025, 15:17 WIBBusiness
E_8IbBkVIAk8LeP.jpg

artikel community 3

28 Nov 2025, 15:16 WIBBusiness
ss_edfd360b92d6f9b983b759fd837e664b86cd9563.1920x1080.jpg

Cek carousel

24 Nov 2025, 10:02 WIBBusiness
ss_0b9594934db8a1457c915e200f9d0d9b447a3df4.1920x1080.jpg

Artikel test data

21 Nov 2025, 13:41 WIBBusiness
Nulla facilisi

dwedwe

19 Nov 2025, 14:39 WIBBusiness