Jakarta, IDN Times - Pemerintah diminta menggunakan harga sebagai indikator dalam melakukan impor beras. Bila harga tinggi, ketersediaan beras di pasaran berkurang dan tidak mencukupi kebutuhan masyarakat.
"Dengan demikian, impor bisa dijadikan pilihan untuk mengisi kekurangan pasokan dan menstabilkan harga," kata Board Member Center for Indonesian Policy Studies (CIPS), Arianto Patunru.
Di sisi lain, data produksi pangan belum bisa dijadikan indikator ketersediaan beras saat ini karena masih simpang siur angkanya. Untuk itu, pemerintah perlu melakukan perbaikan data pangan untuk mengurangi kesemrawutan impor.