Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Sex Toys Asal Tiongkok Ditindak Bea Cukai, Terbanyak di Kantor Pos

IDN Times/Istimewa
IDN Times/Istimewa

Labuan Bajo, IDN Times - Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) telah melakukan penindakan selama 2019 sebesar 10.842 kasus penindakan. Di antara jenis barang terbanyak yang ditindak adalah sex toys dan majalah. Produk-produk tersebut justru lebih banyak berasal dari Tiongkok dan Jepang.

"Sex toys sama majalah. Sex toys paling banyak dari Tiongkok," kata Kasubdit Komunikasi Dan Publikasi Bea Cukai, Deni Surjantoro di Labuan Bajo, Kamis (14/11).

Secara keseluruhan, angka penindakan tahun ini sedikit lebih kecil dibandingkan 2018 yaitu 11.351 kasus penindakan. Dari total penindakan tersebut, top 10 besar komoditas justru berasal dari pornografi dan hasil tembakau.

1. Tangkapan terkait pornografi banyak ditemukan di kantor pos

caption
caption

Ihwal komoditas terkait syahwat tersebut, Dirjen Bea Cukai Heru Pambudi mengatakan penindakan banyak dilakukan di kantor pos. 

"Untuk pornografi tangkapan terbanyak kita lakukan di kantor pos yaitu mereka yang mendatangkan barang dilarang ini melalui e-commerce dan dikirim via kantor pos," ujarnya.

2. Alasan penindakan

Deni mengatakan pelarangan tersebut lantaran hal-hal terkait pornografi tidak boleh diperjualbelikan. Hal itu diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Pasal 282 dan Undang-Undang No 44 Tahun 2008 tentang Pornografi (Undang-Undang Pornografi).

"Sebetulnya karena dia UU pornografi," ungkapnya. 

3. Rincian top 10 penindakan dan nilainya

IDN Times/Candra Irawan
IDN Times/Candra Irawan

Berdasarkan data DJBC, penindakan terhadap hasil tembakau tercatat sebesar 5.598 kasus penindakan, pornografi (1.998), MMEA (1.588), kosmetik (660) , HP serta aksesoris lainnya (602), elektronik (524), produk tekstil (507), bibit serta benih tanaman (492), kendaraan serta aksesorisnya (437) dan terakhir adalah alat kesehatan (367).

Secara nilai, tahun 2019 nilai dari Barang Hasil Penindakan (BHP) sebesar Rp3,68 triliun. Angka ini turun signifikan dibanding 2018 yang sebesar Rp8,88 triliun.

Share
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us

Latest in Business

See More

test

02 Sep 2025, 20:45 WIBBusiness
androidcentral.com

Artikel test

02 Sep 2025, 14:08 WIBBusiness
Nulla facilisi

dwedwe

01 Sep 2025, 14:39 WIBBusiness
Nulla facilisi

coba

01 Sep 2025, 14:25 WIBBusiness
doc/pribadi/IDN

sqs

30 Agu 2025, 00:00 WIBBusiness
psy5.jpg

artikelPublish-dkd2

22 Agu 2025, 14:27 WIBBusiness
psy5.jpg

artikelPublish-ul88

22 Agu 2025, 11:10 WIBBusiness
psy5.jpg

artikelPublish-m13q

22 Agu 2025, 11:00 WIBBusiness
doc/pribadi/IDN

test embed html

22 Agu 2025, 09:33 WIBBusiness
ular kucing

asdfsf

21 Agu 2025, 10:00 WIBBusiness
doc/pribadi/IDN

Artikel republish lagi

20 Agu 2025, 15:10 WIBBusiness