Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pertumbuhan Ekonomi Melambat, Ini Sebabnya

Sri Soelistyowati-Deputi Bidang Neraca dan Analisis BPS (IDN Times/Indiana Malia)
Sri Soelistyowati-Deputi Bidang Neraca dan Analisis BPS (IDN Times/Indiana Malia)

Jakarta, IDN Times - Deputi Bidang Neraca dan Analisis Badan Pusat Statistik (BPS), Sri Soelistyowati mengatakan ada banyak faktor yang melatarbelakangi perlambatan ekonomi. Selain ketidakpastian global, turunnya konsumsi pemerintah juga jadi salah satu penyebab.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan konsumsi pemerintah kuartal III 2019 minus 0,79 persen dibandingkan pada kuartal II 2019. Angka tersebut lebih rendah dari pertumbuhan konsumsi pemerintah pada kuartal II 2019 yang mencapai 36,32 persen dibandingkan kuartal I-2019.

"Kalau lihat dari komponennya bisa dijelaskan sebenarnya. Konsumsi pemerintah kan langsung drop dari triwulan sebelumnya. Memang harus ada genjotan dari belanja pemerintah, tapi yang namanya APBN gak semuanya jadi konsumsi pemerintah," kata Sri kepada IDN Times di Jakarta, Kamis (7/11).

1. Pengeluaran pemerintah turun efek kontraksi belanja barang

IDN Times/Indiana Malia
IDN Times/Indiana Malia

Sri mengatakan, pengeluaran pemerintah turun jauh lantaran belanja barang mengalami kontraksi. Hal yang sama juga terjadi pada bantuan sosial (bansos). Menurut dia, belanja berang yang negatif bisa diartikan sebagai efisiensi.

"Misal, perjalanan hotel, perjalanan dinas, belanja ATK, itu ada efisiensi. Untuk pengeluaran pemerintah itu masih dikurangi pendapatan negara bukan pajak lainnya, seperti retribusi, rumah sakit, dan lain-lain," katanya.

2. Investasi masih anjlok, terutama di sektor manufaktur

caption
caption

Selain itu, lanjut Sri, anjloknya investasi juga jadi salah satu penyebab perlambatan ekonomi. Pada triwulan III 2018, investasi naik sekitar 6,9 persen. Hal itu adalah dampak adanya Asian Games, perbaikan jalan, perbaikan GBK, dan lain-lain. Setelah itu, investasi lambat laun menurun. "Ini kan agak kaget, sekarang turun sampai 4,21 persen," katanya.

Menurut Sri, salah satu penyebabnya adalah turunnya investasi di sektor manufaktur, misalnya mesin. Pada triwulan III 2018 imvestasi pada mesin masih 22 persen, sementara di triwulan III tahun ini anjlok sampai 6 persen.

Data BPS mencatat industri manufaktur besar dan sedang hanya tumbuh 4,35 persen di kuartal III-2019. Capaian tersebut melambat dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year on year) sebesar 5,04 persen.

3. Indonesia bisa ambil peluang ekspor untuk menggenjot perekonomian

Ilustrasi uang
Ilustrasi uang

Terkait proyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal IV, Sri enggan berkomentar. Walaupun kondisi ekonomi global cenderung melambat, ditambah perang dagang Amerika Serikat-Tiongkok, Indonesia masih bisa mengambil peluang untuk ekspor.

"Perang dagang Amerika Serikat-Tiongkok itu bisa dilihat antara threat and opportunity. Buktinya, ekspor kita ke Amrik masih masuk 5 besar. Kalau bisa ambil opportunity, misal Tiongkok di-banned, kita bisa masuk. Untuk beberapa komoditi bisa," katanya.

 

Share
Topics
Editorial Team
Umi Kalsum
EditorUmi Kalsum
Follow Us

Latest in Business

See More

Artikel reviewed coba

22 Des 2025, 12:01 WIBBusiness
ss_8d23b9dd754ae8d287c0588641f169abe8acb86a.1920x1080.jpg

Ciba artikel table

15 Des 2025, 13:53 WIBBusiness
rthtrh

coba test lagi lagi

09 Des 2025, 14:57 WIBBusiness
ss_df1de01f93f61bd30d64e6206b606d0a15cb485f.1920x1080.jpg

test artikel lagi

09 Des 2025, 14:54 WIBBusiness
02.jpg

test artikel

09 Des 2025, 14:51 WIBBusiness
GVq5Zpna8AAQq-M.jpg

artikel community 2

01 Des 2025, 15:17 WIBBusiness
E_8IbBkVIAk8LeP.jpg

artikel community 3

28 Nov 2025, 15:16 WIBBusiness
ss_edfd360b92d6f9b983b759fd837e664b86cd9563.1920x1080.jpg

Cek carousel

24 Nov 2025, 10:02 WIBBusiness
ss_0b9594934db8a1457c915e200f9d0d9b447a3df4.1920x1080.jpg

Artikel test data

21 Nov 2025, 13:41 WIBBusiness
Nulla facilisi

dwedwe

19 Nov 2025, 14:39 WIBBusiness