Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pemangkasan Nol dalam Mata Uang Rupiah Kembali Diwacanakan

Kristianto Purnomo/Kompas.com
Kristianto Purnomo/Kompas.com

Gubernur Bank Indonesia, Agus Marto Wardjojo (BI) mengatakan bahwa redenominasi atau pengurangan nol pada mata uang rupiah seharusnya sudah bisa dilakukan saat ini. Alasannya, kondisi perekonomian Indonesia saat ini sudah menunjukkan tren positif. Salah satu yang saat ini yang harus disiapkan adalah Rancangan Undang-undang redenominasi. RUU itu sendiri sebenarnya sudah pernah diusulkan untuk masuk dalam proyek legislasi nasional atau deretan RUU yang akan dibahas tahun ini. Namun, karena DPR masih membahas RUU Penerimaan Negara, maka pembahasan untuk tahun ini dibatalkan. 

Berbeda dengan Agus, sikap DPR terbelah. Sebagian sepakat dengan usulan BI, sisanya berpendapat bahwa redenominasi masih terganggu oleh sejumlah isu-isu politik.

Butuh stabilitas ekonomi dan politik.

Dilansir dari Liputan6.com, (30/5), Anggota Komisi XI dari Fraksi Nasional Demokrat (Nasdem) Johny G Plate menyatakan bahwa penerapan redenominasi tidak hanya membutuhkan stabilitas ekonomi saja, namun juga stabilitas politik. Dia mengkhawatirkan pelaksanaan redenominasi yang terkesan dipaksakan akan menimbulkan kepanikan di masyarakat.

Tetapi, Johny mengakui bahwa redenominasi sangat penting guna mengurangi biaya transfer keuangan di Indonesia. Pasalnya, terlalu banyaknya digit dalam mata uang Indonesia menjadikan biaya transfer keuangan semakin mahal.

Yang terpenting adalah meyakinkan masyarakat bahwa redenominasi tidak berimbas pada inflasi.

Terkait berapa angka nol yang akan dipangkas, lagi-lagi DPR dan BI punya pendapat yang berbeda. BI  mengusulkan angka yang dihapus adalah tiga nol di belakang. Pertimbangannya adalah supaya lebih mudah dipahami masyarakat. Sementara, Fraksi dari Partai Nasdem menginginkan angka yang dihapus adalah empat nol dibelakang. Pertimbangannya adalah supaya mata uang indonesia bisa setara dengan negara-negara ASEAN lainnya, contohnya yakni Singapura.

Namun yang terpenting adalah BI dan pemerintah harus meyakinkan masyarakat bahwa pemotongan angka nol tersebut tidak akan berdampak pada inflasi. Selain itu, pelaksanaan kebijakan redenominasi juga harus dilakukan secara bertahap. Salah satu yang sudah sukses melakukan redenominasi adalah Turki. Negara tersebut membutuhkan waktu 5 tahun untuk menerapkan redenominasi secara menyeluruh.

Wacana redenominasi sudah ada sejak beberapa tahun yang lalu.

Wacana redenominasi ini sebetulnya sudah ada sejak lama. Beberapa faktor yang membuat lamanya redenominasi adalah proses pencetakan uang desain terbaru, pengadaan bahan baku, dan sosialisasi ke masyarakat.

Tahun 2016 silam, Presiden Joko Widodo juga menyatakan bahwa penerapan redenominasi rupiah butuh waktu yang tidak sedikit. Pemerintah juga harus menyiapkan rancangan undang-undang yang mengaturnya. Setelah itu UU tersebut juga harus dibahas dan disahkan.  Bahkan Jokowi memperkirakan butuh masa transisi sekitar tujuh tahun setelah penetapan Undang-Undang tentang Redenominasi untuk melaksanakan kebijakan tersebut.

Share
Topics
Editorial Team
Rizal
EditorRizal
Follow Us

Latest in Business

See More

artikel coba

18 Des 2025, 00:00 WIBBusiness
ss_8d23b9dd754ae8d287c0588641f169abe8acb86a.1920x1080.jpg

Ciba artikel table

15 Des 2025, 13:53 WIBBusiness
rthtrh

coba test lagi lagi

09 Des 2025, 14:57 WIBBusiness
ss_df1de01f93f61bd30d64e6206b606d0a15cb485f.1920x1080.jpg

test artikel lagi

09 Des 2025, 14:54 WIBBusiness
02.jpg

test artikel

09 Des 2025, 14:51 WIBBusiness
GVq5Zpna8AAQq-M.jpg

artikel community 2

01 Des 2025, 15:17 WIBBusiness
E_8IbBkVIAk8LeP.jpg

artikel community 3

28 Nov 2025, 15:16 WIBBusiness
ss_edfd360b92d6f9b983b759fd837e664b86cd9563.1920x1080.jpg

Cek carousel

24 Nov 2025, 10:02 WIBBusiness
ss_0b9594934db8a1457c915e200f9d0d9b447a3df4.1920x1080.jpg

Artikel test data

21 Nov 2025, 13:41 WIBBusiness
Nulla facilisi

dwedwe

19 Nov 2025, 14:39 WIBBusiness