Meskipun sektor manufaktur di Indonesia dinobatkan sebagai mesin dari proyeksi pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 6,3 persen hingga 2024, biaya logistik termasuk yang tertinggi di Asia, yaitu 24 persen dari produk domestik bruto negara (PDB).
“Ada nilai penting bagi bisnis di Indonesia untuk memperkuat rantai pasokan intra-Asia mereka. Setengah perdagangan dari Asia terikat untuk tujuan-tujuan di Asia, dan ekonomi Asia diperkirakan lebih besar dari gabungan ekonomi seluruh dunia pada tahun 2020,” kata Bruno Selmoni, VP, Head of Road Freight & Multimodal ASEAN and South Asia, DHL Global Forwarding.
Menurut dia, Indonesia adalah pusat manufaktur yang sangat baik bagi perusahaan yang ingin melakukan diversifikasi dari Cina karena kenaikan biaya. Membangun berbagai pilihan transportasi yang lebih besar untuk bisnis memungkinkan perusahaan untuk lebih memanfaatkan lokasi strategis Indonesia sebagai basis produksi untuk pasar domestik dan regional yang semakin makmur.
"Sejalan dengan tujuan Deutsche Post DHL untuk mengurangi semua emisi yang terkait dengan logistik menjadi nol pada tahun 2050, solusi layanan multimodal yang baru ini membantu berkembangnya angka jumlah bisnis di Indonesia. Mereka mulai menyadari keberlanjutan untuk mengurangi jejak karbon hingga setengahnya jika dibandingkan dengan layanan angkutan udara murni," ungkapnya.
Selain penghematan biaya dan pengurangan emisi karbon, DHL ASIACONNECT+ juga menawarkan tarif standar yang membantu pelanggan mengelola biaya mereka, satu kontak untuk pengiriman end-to-end, dan kapabilitas pelacakan secara online menggunakan platform DHL Interactive. Fitur - fitur keamanan truk termasuk pelacakan GPS, suspensi udara canggih untuk meminimalisir dampak pada kargo, tombol pemicu darurat yang terhubung 24/7 pada keamanan jaringan dan ruang kendali perintah khusus.