Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kenaikan UMP, Kadin: Bisa Bikin Investor Kabur

IDN Times / Auriga Agustina
IDN Times / Auriga Agustina

Jakarta, IDN Times - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Rosan Perkasa Roeslani,  khawatir investor bisa kabur ke luar negeri jika upah buruh semakin tinggi. Penetapan upah minimum provinsi (UMP) 2020 dinilai akan membebani industri sektor padat karya.

"Sudah ada formulanya inflasi ditambah growth ya sekitar 8,5 persen, kita harus terima. Ya memang industri padat karya tentu bebannya akan jadi lebih tinggi," katanya di Jakarta, Selasa (5/11).

Sebelumnya pada 1 November, gubernur sejumlah daerah telah mengumumkan kenaikan upah minimum provinsi (UMP) sebesar 8,51 persen, pada tahun 2020.

1. Dapat memberi dampak positif dan negatif

IDN Times / Auriga Agustina
IDN Times / Auriga Agustina

Ia mengatakan, kenaikan UMP bisa berdampak pada pada pengusaha. Menurutnya dampaknya akan kurang positif.

"Saya bicara dengan teman-teman pengusaha, buat mereka sebetulnya ini juga bisa menjadi hal yang positif, tapi juga menjadi hal yang kurang positif. Bisa dilihat dari dua sisi," ujarnya.

Sebagai contoh, untuk daerah yang punya upah tinggi seperti Karawang, dengan mekanisme yang ada saat ini dari tahun ke tahun lonjakan kenaikan UMP amat signifikan, hal itu membuat industri di Karawang berencana angkat kaki.

"Industri akan berpindah. Ke mana? Salah satunya ke Jateng mungkin. Kalau ini terus pindah, secara bertahap, mending kalau pindahnya di antara Indonesia. Tapi kalau pindahnya ke negara lain itu kan jadi non produktif kenaikan UMR ini," ucapnya.

2. Menyebabkan relokasi

antarafoto-penyerapan-tenaga-kerja-pabrik-mobil-esemka-060919-ajn-1.jpg
antarafoto-penyerapan-tenaga-kerja-pabrik-mobil-esemka-060919-ajn-1.jpg

Sehingga, jika nantinya tak ada investor baru yang masuk, maka yang terjadi adalah relokasi. Dengan begitu, ia menilai perlu ada mekanisme baru dalam penentuan upah.

"Memang musti dicari keselarasan. Dicari dulu mungkin untuk tiap daerah, kenaikan tidak sama dulu. Ini masukan dari kami memang," tuturnya.

3. Kenaikan UMP yang tinggi tidak boleh sama dengan tiap daerah

IDN Times / Istimewa
IDN Times / Istimewa

Ia menjelaskan, kenaikan yang tinggi tidak boleh sama dengan tiap-tiap daerah, sebab jika terjadi persamaan akan menimbulkan gap lebih lebar antardaerah, sehingga produktivitas jadi tidak terdongkrak.

"Kenaikan itu jangan sama dulu ke semua. Dilihat per daerahnya, dilihat dulu, industri yang sedang berkembang di daerahnya itu apa, kemudian penyerapan tenaga kerja bagaimana, apakah UMKM di situ banyak. Jadi ini kita beri masukan ke pemerintah untuk supaya jangan disamaratakan dulu,"ucapnya.

Share
Topics
Editorial Team
Auriga Agustina
Dwi Agustiar
Auriga Agustina
EditorAuriga Agustina
Follow Us

Latest in Business

See More

Artikel reviewed coba

22 Des 2025, 12:01 WIBBusiness
ss_8d23b9dd754ae8d287c0588641f169abe8acb86a.1920x1080.jpg

Ciba artikel table

15 Des 2025, 13:53 WIBBusiness
rthtrh

coba test lagi lagi

09 Des 2025, 14:57 WIBBusiness
ss_df1de01f93f61bd30d64e6206b606d0a15cb485f.1920x1080.jpg

test artikel lagi

09 Des 2025, 14:54 WIBBusiness
02.jpg

test artikel

09 Des 2025, 14:51 WIBBusiness
GVq5Zpna8AAQq-M.jpg

artikel community 2

01 Des 2025, 15:17 WIBBusiness
E_8IbBkVIAk8LeP.jpg

artikel community 3

28 Nov 2025, 15:16 WIBBusiness
ss_edfd360b92d6f9b983b759fd837e664b86cd9563.1920x1080.jpg

Cek carousel

24 Nov 2025, 10:02 WIBBusiness
ss_0b9594934db8a1457c915e200f9d0d9b447a3df4.1920x1080.jpg

Artikel test data

21 Nov 2025, 13:41 WIBBusiness
Nulla facilisi

dwedwe

19 Nov 2025, 14:39 WIBBusiness