Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kadin: Pengembangan Kendaraan Listrik Butuh Insentif dari Pemerintah

IDN Times/Aldzah Fatimah Aditya
IDN Times/Aldzah Fatimah Aditya

Jakarta, IDN Times - Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) menyambut dengan baik kebijakan pemerintah tentang insentif fiskal dan nonfiskal dalam mempercepat program Kendaraan Bermotor Listrik (KBL). Kadin menilai pengembangan kendaran listrik membutuhkan instentif dari pemerintah.

"Insentif sangat berperan penting, baik untuk produsen maupun pelaku industri dalam pengembangan mobil listrik," ujar Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan P Roeslani usai FGD di Menara Kadin Jakarta pada Selasa (27/8).

FGD tentang "Kajian Implementasi Kendaraan Elektrifikasi (EV) Dalam Mendukung Percepatan Kendaraan Bermotor Listrik sebagai Industri Berkelanjutan Pascaterbitnya Perpres No 55/2019" itu merupakan tindak lanjut Kadin dalam menyambut kebijakan pemerintah tentang kendaraan listrik tersebut.

1. Kadin menyambut kebijakan pemerintah tentang kendaraan listrik

IDN Times/Aldzah Fatimah Aditya
IDN Times/Aldzah Fatimah Aditya

Kadin menyambut baik terbitnya Perpres No 55 Tahun 2019 tentang Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) Untuk Transportasi Jalan.

"Ini merupakan upaya kuat dari pemerintah untuk mengakselerasi pengembangan Kendaraan Bermotor Listrik dan kami dari dunia usaha sangat mengapresiasi hal ini,” ujar Rosan.

2. Insentif sangat penting untuk pengembangan KBL

IDN Times/Aldzah Fatimah Aditya
IDN Times/Aldzah Fatimah Aditya

Menurutnya, hal ini berkaitan dengan biaya pengembangan yang relatif mahal dibandingkan kendaraan konvensional. Pengembangan mobil listrik saat ini lebih mahal karena masalah teknologi baterai hingga persoalan pajak.

3. Potensi pengembangan kendaraan berbasis listrik di Indonesia cukup menjanjikan

IDN Times/Aldzah Fatimah Aditya
IDN Times/Aldzah Fatimah Aditya

Rosan mengatakan bahwa Indonesia memiliki potensi serta peluang dalam pengembangan kendaraan berbasis listrik. Menurutnya, saat ini, industri otomotif Indonesia telah menjadi pilar penting dalam sektor manufaktur. Hal tersebut, kata Rosan, terbukti dengan banyaknya perusahaan mobil yang membuka kembali pabrik-pabrik manufakturnya.

"Indonesia mangalami transisi yang luar biasa karena berubah dari hanya tempat produksi mobil untuk ekpor Asia Tenggara, menjadi pasar penjualan mobil besar karena meningkatnya produk domestik bruto per kapita" ujar Rosan.

4. Perpres No 55/2019 membuka peluang kerjasama bagi industri yang sudah ada dengan industri KBL

IDN Times/Aldzah Fatimah Aditya
IDN Times/Aldzah Fatimah Aditya

Menurut Rosan, kendaraan berbasis listrik yang lebih ramah lingkungan adalah sebuah trend global. "Kajian Centre for Solar Energy and Hydrogen Research Baden-Wrttemberg di Jerman menyebutkan populasi mobil listrik dunia capai 5,6 juta unit, itu naik 64% dibanding tahun 2018," ujar Rosan.

Walaupun kendaraan listrik sedang menjadi tren dan memiliki peluang, Rosan mengatakan produsen tetap butuh dukungan pemerintah. Hal ini bisa disokong dengan infrastruktur dan insentif demi lancarnya proyek mobil listrik tersebut.

"Perpres (nomor) 55 (tahun) 2019 juga harus diharmonisasi dengan kebijakan lain agar implementasinya berjalan baik dan tidak tumpang tindih," ujar Rosan.

Share
Topics
Editorial Team
Aldzah Fatimah Aditya
EditorAldzah Fatimah Aditya
Follow Us

Latest in Business

See More

Cek internal link lagi

03 Sep 2025, 17:22 WIBBusiness
In Article 1.png

test

02 Sep 2025, 20:45 WIBBusiness
androidcentral.com

Artikel test

02 Sep 2025, 14:08 WIBBusiness
Nulla facilisi

dwedwe

01 Sep 2025, 14:39 WIBBusiness
Nulla facilisi

coba

01 Sep 2025, 14:25 WIBBusiness
doc/pribadi/IDN

sqs

30 Agu 2025, 00:00 WIBBusiness
psy5.jpg

artikelPublish-dkd2

22 Agu 2025, 14:27 WIBBusiness
psy5.jpg

artikelPublish-ul88

22 Agu 2025, 11:10 WIBBusiness
psy5.jpg

artikelPublish-m13q

22 Agu 2025, 11:00 WIBBusiness
doc/pribadi/IDN

test embed html

22 Agu 2025, 09:33 WIBBusiness
ular kucing

asdfsf

21 Agu 2025, 10:00 WIBBusiness