Indonesia Berpengalaman Hadapi Naik Turun Harga Minyak Dunia

Jakarta, IDN Times - Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Djoko Siswanto tidak risau dengan fluktuasi harga minyak dunia karena ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran. Menurutnya, Indonesia sudah berpengalaman menghadapi harga minya yang sangat tinggi atau pun rendah.
“Indonesia sudah punya pengalaman harga minyak di atas US$100 kan, juga harga minyak di bawah US$40, jadi kita sudah punya pengalaman,” kata Djoko di Gedung ESDM, Jakarta, Kamis (9/1).
1. Indonesia sudah punya solusi

Djoko mengatakan Indonesia sudah punya solusi menyiasati harga BBM yang tinggi. Caranya dengan berbicara dengan Kementerian Keuangan untuk opsi mengubah asumsi.
“Kalau nanti bulan pertama misalnya harganya menjadi tinggi mungkin kita bisa bicara lagi dengan parlemen, apakah kita bisa mengubah asumsi dengan Kementerian Keuangan atau tidak,” ujarnya.
2. Pemerintah akan terus memantau hingga 6 bulan ke depan

Kementerian ESDM akan terus memantau harga minyak dunia secara rutin. Mulai dari tiga bulan pertama hingga enam bulan pertama. Selain itu, Djoko mengaku tidak terlalu khawatir karena stok minyak dalam negeri Indonesia tidak hanya berasal dari satu negara saja.
“Sumber kita kan tidak hanya satu negara kita ada dari Rusia, dari negara negara lain. Ya Afrika, tidak harus negara yang berkonflik,” sebutnya.
3. Menteri ESDM mengaku waswas

Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengaku waswas dengan fluktuasi harga minyak dunia. Ia lantas mengimbau agar masyarakat efisien menggunakan bahan bakar minyak.
“Kalau harga minyak naik risiko dengan neracana pembayaran, langkah antisipasi kita minta semua masyarakat untuk dukung pemerintah meningkatkan efisiensi supaya pemakaian bisa optimal dan tidak menyebabkan demand (permintaan) berlebihan,” kata Arifin.
Baca artikel menarik lainnya di IDN Times App. Unduh di sini http://onelink.to/s2mwkb













