Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Duh! Nyaris Semua Asumsi Makro 2019 Meleset, Cuma Inflasi yang Bagus

APBN KiTa, Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Menkeu Sri Mulyani (IDN Times/Helmi Shemi)
APBN KiTa, Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Menkeu Sri Mulyani (IDN Times/Helmi Shemi)

Jakarta, IDN Times - Kementerian Keuangan menyampaikan capaian perekonomian Indonesia sepanjang tahun 2019. Selama itu, ada beberapa asumsi makro yang meleset dari target.

Salah satu yang dipastikan meleset adalah pertumbuhan ekonomi 2019 yang ditargetkan dalam asumsi makro tumbuh sebesar 5,3 persen. Pasalnya, hingga kuartal III-2019, ekonomi Indonesia cuman tumbuh 5,04 persen. Jauh dari target dan sulit untuk dikejar di kuartal terakhir.

"Pertumbuhan ekonomi 2019 diperkirakan 5,05 persen," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam konferensi pers di Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (7/1).

1. Inflasi, nilai tukar rupiah dan harga minyak mentah di bawah target

Ilustrasi (IDN Times/Arief Rahmat)
Ilustrasi (IDN Times/Arief Rahmat)

Sementara itu, capaian inflasi sepanjang 2019 tercatat sebesar 2,72 persen berada di bawah target 3,5 plus minus 1 persen. Sementara itu harga minyak mentah Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) juga di bawah asumsi makro sebesar US$ 70 per barel. ICP Indonesia tercatat sebesar US$62 per barel.

"Sedangkan nilai tukar Rupiah di bawah asumsi makro 2019 yang ditetapkan sebesar Rp15 ribu. Realisasinya Rp14.146 per US$. Rupiah mengalami penguatan," jelas Sri Mulyani.

2. Tingkat bunga SPN 3 bulan di atas target

Rupiah di Bank Indonesia
Rupiah di Bank Indonesia

Sementara itu realisasi tingkat bunga SPN 3 bulan pada 2019 sebesar 5,6 persen atau meleset dari target yang sebesar 5,3 persen.

Pada 2018, realisasinya justru lebih baik. Tercatat realisasi tingkat bunga SPN 3 bulan sebesar 5 persen. Sedangkan asumsi tercatat 5,2 persen.

3. Lifting minyak dan gas juga meleset

(Dok IDN Times/Humas Pertamina)
(Dok IDN Times/Humas Pertamina)

Target lifting minyak juga meleset. Realisasinya di 2019 hanya sebesar 741 ribu barel per hari, sedangkan asumsi makronya sebesar 775 ribu barel per hari.

"Sedangkan lifting gas hanya sebesar 1,05 ribu barel setara minyak per hari atau di bawah target sebesar 1,25 juta barel setara minyak per hari," ujarnya.

 

Share
Topics
Editorial Team
Hana Adi Perdana
EditorHana Adi Perdana
Follow Us

Latest in Business

See More

coba test lagi lagi

09 Des 2025, 14:57 WIBBusiness
ss_df1de01f93f61bd30d64e6206b606d0a15cb485f.1920x1080.jpg

test artikel lagi

09 Des 2025, 14:54 WIBBusiness
02.jpg

test artikel

09 Des 2025, 14:51 WIBBusiness
GVq5Zpna8AAQq-M.jpg

artikel community 2

01 Des 2025, 15:17 WIBBusiness
E_8IbBkVIAk8LeP.jpg

artikel community 3

28 Nov 2025, 15:16 WIBBusiness
ss_edfd360b92d6f9b983b759fd837e664b86cd9563.1920x1080.jpg

Cek carousel

24 Nov 2025, 10:02 WIBBusiness
ss_0b9594934db8a1457c915e200f9d0d9b447a3df4.1920x1080.jpg

Artikel test data

21 Nov 2025, 13:41 WIBBusiness
Nulla facilisi

dwedwe

19 Nov 2025, 14:39 WIBBusiness
image 146.png

coba italic

04 Nov 2025, 13:01 WIBBusiness
Sollicitudin

ah yang benar - republish

04 Nov 2025, 10:02 WIBBusiness