Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Times / Auriga Agustina
IDN Times / Auriga Agustina

Jakarta, IDN Times - Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi meminta Pertamina memberlakukan digitalisasi pipa pengisian pada Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum, di Indonesia. BPH Migas meminta hal itu dilakukan agar penyaluran BBM bersubsidi lebih tepat sasaran.

"BBM satu harga terjamin ketersediannya. Kalau bisa Juni 2020 semua SPBU menggunakan nozzle. Dan mencatat semua nomor polisi yang melakukan menggunakan BBM subsidi," katanya di Jakarta, Senin (30/12).

1. Kuartal pertama tahun 2020 ditargetkan sudah bisa cashless payment

Dirut Pertamina, Nicke Widyawati (IDN Times/Aldila Muharma)

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengungkapkan pihaknya terus berusaha mempercepat digitalisasi SPBU.

"Oleh karena itu, digitalisasi SPBU kita akan selesaikan di triwulan pertama 2020 dan cash less payment di SPBU," jelasnya.

2. BPH telah serahkan SK penugasan kepada Pertamina dan AKR Corporindo Tbk

IDN Times / Auriga Agustina

Sebelumnya, BPH Migas telah menyerahkan Surat Keputusan (SK) Penugasan dan kuota BBM Subsidi tahun 2020 kepada Pertamina. Kepala BPH Migas M Fanshurullah Asa mengatakan pada 2020, kuota BBM Subsidi sebanyak 15,87 kilo liter (kl).

"Jadi, kuota ini mengalami kenaikan sebesar 5,03 persen dari kuota BBM tahun 2019 sebesar 15,11 juta kl," tuturnya.

3. BBM subsidi terdiri dari minyak solar dan minyak tanah

(Ilustrasi SPBU Pertamina) IDN Times/Muchammad Haikal

Sesuai dengan Nota Keuangan RAPBN Tahun Anggaran 2020, kuota untuk jenis BBM tertentu (JBT) atau BBM bersubsidi sebesar 15,87 juta kl terdiri dari minyak solar 15,31 juta kl dan minyak tanah sebesar 0,56 juta kl.

 

Baca artikel menarik lainnya di IDN Times App, unduh di sini http://onelink.to/s2mwkb

Editorial Team