Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bos Bukalapak Bicara Serbuan Produk Impor di E-Commerce

IDN Times/Hana Adi Perdana
IDN Times/Hana Adi Perdana

Jakarta, IDN Times - CEO & Founder Bukalapak, Achmad Zaky buka suara soal serbuan produk-produk impor yang membanjiri e-commerce Tanah Air. Hal itu diungkapkannya saat menjawab pertanyaan salah satu peserta dalam sesi diskusi di Indonesia Development Forum (IDF) 2019 di JCC, Senayan, Jakarta, Selasa (23/7).

Zaky saat itu disinggung soal banyaknya produk impor yang dijual di e-commerce Indonesia, termasuk salah satunya Bukalapak. Padahal, produk-produk dalam negeri seharusya bisa lebih dominan lagi dibanding produk luar. Lalu apa kata Zaky?

1. Produk impor dinilai Zaky sebagai dilema

IDN Times/Hana Adi Perdana
IDN Times/Hana Adi Perdana

Zaky tak memungkiri soal keberadaan produk impor tersebut. Namun, dirinya menilai keberadaan produk impor juga menjadi dilema bagi pihaknya maupun para pelapak (sebutan pedagang yang berjualan di Bukalapak). Sebab, banyak pertimbangan khususnya bagi para pelapak untuk menjual produk dari Indonesia 100 persen.

"Ini dilema sebenarnya. Bukalapak sendiri itu sebuah platform yang interestnya disana terjadi perdagangan. Kalau menjurus 100 persen produk Indonesia mereka nggak bisa dagang," ujarnya.

2. Biaya produksi barang impor lebih mahal

ANTARA FOTO/Siswowidodo
ANTARA FOTO/Siswowidodo

Di sisi lain, pedagang menilai impor produk dari luar negeri menjadi pilihan yang bijak dalam hal efisiensi. Sebab, tidak semua produk kebutuhan konsumen bisa diproduksi dengan harga murah.

"Saya sering nanya ke pelapak, kenapa kamu ga produksi sendiri? masalahnya adalah kalau saya produksi sendiri itu lebih mahal dibanding impor dari Tiongkok," ungkap dia.

3. Lebih efektif dan efisien

IDN Times/Hana Adi Perdana
IDN Times/Hana Adi Perdana

Di sisi lain, para pedagang menilai produk impor khususnya dari Tiongkok menawarkan hal yang efektif dan efisien secara nominal serta waktu.

Kendati begitu, Zaky mengaku pihaknya telah memberikan masukan kepada pemerintah untuk solusi atas masalah tersebut. Dia berharap agar ke depannya produk-produk Indonesia bisa bersaing dengan produk-produk asal Tiongkok.

"Ini sudah kami sampaikan ke pemerintah sudah terjadi cross border, produk-produk dari China kalau di market place lain bahkan penjualannya 30-40 persen dari luar negeri. dulu yang sampainya 1 bulan sekarang 1 minggu lho. Bahkan dengan harga yang lebih murah," tegasnya.

Share
Topics
Editorial Team
Hana Adi Perdana
EditorHana Adi Perdana
Follow Us

Latest in Business

See More

Artikel reviewed coba

22 Des 2025, 12:01 WIBBusiness
ss_8d23b9dd754ae8d287c0588641f169abe8acb86a.1920x1080.jpg

Ciba artikel table

15 Des 2025, 13:53 WIBBusiness
rthtrh

coba test lagi lagi

09 Des 2025, 14:57 WIBBusiness
ss_df1de01f93f61bd30d64e6206b606d0a15cb485f.1920x1080.jpg

test artikel lagi

09 Des 2025, 14:54 WIBBusiness
02.jpg

test artikel

09 Des 2025, 14:51 WIBBusiness
GVq5Zpna8AAQq-M.jpg

artikel community 2

01 Des 2025, 15:17 WIBBusiness
E_8IbBkVIAk8LeP.jpg

artikel community 3

28 Nov 2025, 15:16 WIBBusiness
ss_edfd360b92d6f9b983b759fd837e664b86cd9563.1920x1080.jpg

Cek carousel

24 Nov 2025, 10:02 WIBBusiness
ss_0b9594934db8a1457c915e200f9d0d9b447a3df4.1920x1080.jpg

Artikel test data

21 Nov 2025, 13:41 WIBBusiness
Nulla facilisi

dwedwe

19 Nov 2025, 14:39 WIBBusiness