Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Asosiasi Tekstil Akui Banyak Pabrik Gulung Tikar karena Impor

Ketua APSyFI, Ravi Shankar. IDN Times/Hana Adi Perdana.
Ketua APSyFI, Ravi Shankar. IDN Times/Hana Adi Perdana.

Jakarta, IDN Times - Ketua Umum Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia atau APSyFI, Ravi Shankar tak mengelak soal banyaknya pabrik tekstil yang bangkrut. Namun, pihaknya tidak ingin ada lagi perusahaan yang gulung tikar.

"Ya itu yang kita mau hindari dan maunya mereka bangkit lagi, konsumsi dalam negeri kan sehat, konsumsi meningkat terus jadi tidak perlu perusahaan yang tutup," ujarnya di Kantor Pusat BKPM, Jakarta, Rabu (11/12).

1. Derasnya impor bikin industri tekstil tak mampu bersaing

IDN Times/Holy Kartika
IDN Times/Holy Kartika

Ravi mengatakan, besarnya impor tekstil yang masuk ke Indonesia membuat industri dalam negeri sulit bersaing. Bahkan, dari sisi harga juga sulit bersaing lantaran produk impor bisa lebih murah.

"Kalau skala impornya banyak dan murah ya pasti hancurkan industri," tuturnya.

Oleh karena itu, dia berharap pemerintah bisa menekan impor tekstil dari luar negeri dan mengoptimalkan serapan tekstil dari industri dalam negeri.

"Nah itu kita mau hindari (bangkrut). Kita gak harap industri tutup, justru kita berharap yang tutup hidup kembali," tambahnya.

2. Volume impor tekstil masih cukup besar

Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada kuartal I-2019, volume impor tekstil sebesar 0,58 juta ton dan ekspornya 0,6 juta ton. Nilai dari impor tersebut sebesar US$2,32 juta dan ekspornya US$3,3,7 juta.

Nilai ekspor dan impor terbesar justru dicatatkan pada tahun 2018 yang sebesar US$13,22 juta dan US$10,02 juta untuk ekspornya.

3. Pabrik tekstil relokasi gegara upah buruh yang kian mahal

Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia. IDN Times/Hana Adi Perdana
Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia. IDN Times/Hana Adi Perdana

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Jawa Barat (Jabar) melaporkan sejak Januari 2018 hingga September 2019 tercatat ada 188 industri tekstil dan produk tekstil (TPT) di wilayahnya yang dinyatakan gulung tikar. Industri-industri itu kemudian merelokasi bisnisnya ke Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, relokasi yang dilakukan oleh industri dipicu karena kian mahalnya upah tenaga kerja di beberapa wilayah Jawa Barat.

"Memang salah satu di antaranya adalah tenaga kerja disana, tenaga kerjanya sudah agak mahal makannya mereka lakukan relokasi ke Jateng dan Jatim," kata Bahlil.

Baca artikel menarik lainnya di IDN Times App, unduh di sini http://onelink.to/s2mwkb

Share
Topics
Editorial Team
Hana Adi Perdana
EditorHana Adi Perdana
Follow Us

Latest in Business

See More

Daftar Saham Teraktif dari Sisi Volume Pagi Ini, 17 September 2025

17 Sep 2025, 10:30 WIBBusiness
http://i1382.photobucket.com/albums/ah270/akhayaprisca/787671102_zps4y2yx23f.jpg

Artikel 40

16 Sep 2025, 10:53 WIBBusiness
http://cdn.idntimes.com/content-images/post/old/421a8-woman-yes_karenzeigler.jpg

Artikel 32

16 Sep 2025, 10:50 WIBBusiness
http://i1296.photobucket.com/albums/ag19/Melarissa_Benedicta/the blonde salad_fashionnewsmagazine_zpswlnkn5tx.jpg

Artikel 29

16 Sep 2025, 10:48 WIBBusiness
http://cdn.idntimes.com/content-images/post/old/421a8-woman-yes_karenzeigler.jpg

Artikel 27

16 Sep 2025, 10:43 WIBBusiness
TkZPxdryG4.png

Artikel 2

16 Sep 2025, 10:09 WIBBusiness
diic

Artikel nutrisi

10 Sep 2025, 13:40 WIBBusiness
pribadi

Artikel baru testing

04 Sep 2025, 10:48 WIBBusiness
Source: twitter.com/ineewspress (Bocoran bentuk HP Redmi A1)

Artikel mau di republish

04 Sep 2025, 09:45 WIBBusiness
pribadi

Cek internal link lagi

03 Sep 2025, 17:22 WIBBusiness