Asosiasi Klinik Mengeluh Soal Sulitnya Bersaing dengan Puskesmas

Jakarta, IDN Times - Asosiasi Klinik Indonesia (Asklin) menyampaikan klinik kesehatan yang menjadi fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) BPJS Kesehatan sulit bersaing dengan puskesmas. Sekjen Asklin Yul Rizal AWP mengatakan masyarakat saat ini lebih senang berobat ke Puskesmas, karena lebih memudahkan mereka untuk dirujuk ke rumah sakit.
"Puskesmas dipilih karena mudah memberikan rujukan. Kalau kami klinik kesehatan atau praktik dokter pribadi tidak bisa semudah itu," katanya saat ditemui di Kantor Ombudsman, Kamis (12/9).
1. Klinik kesehatan FKTP denda jika memberi sembarangan rujukan

Rizal mengatakan selama ini, klinik kesehatan FKTP diberikan sanksi berupa pengurangan dana kapitasi apabila sembarangan memberikan rujukan. Besaran dana kapitasi yang diberikan kepada klinik kesehatan FKTP adalah Rp8000 per peserta yang terdaftar.
Namun, besaran dana kapitasi itu pun, dinilai belum mampu mencukupi biaya operasional yang terus meningkat dari tahun ke tahun.
"Biasanya satu klinik itu sekitar 2.000 peserta terdaftar, itu kalau dikurangi akibat kasih rujukan begitu saja ya berat bagi kami, biaya operasional baik itu bayar dokter, bayar perawat, alat kesehatan, listrik," tuturnya.
2. Merasa berbeda dengan puskesmas

Hal itu, kata Rizal, tidak dirasakan oleh puskesmas karena seluruh biaya operasional termasuk upah tenaga kesehatannya ditanggung oleh pemerintah. Oleh karena itu, ia meminta agar pemerintah mempertimbangkan kembali fungsi puskesmas yakni preventif dan promotif. Saat ini, operasional puskesmas, dinilainya, sudah tidak sejalan dari tujuan awal.
"Nah karena itu, kami ingin puskesmas bisa kembali ke fungsi awal seperti dulu yang fokus pada penyuluhan atau pencegahan penyakit, bukan seperti saat ini fokus melakukan pengobatan seperti klinik," ucapnya.
3. Sejumlah klinik gulung tikar

Rizal menjelaskan, kondisi sulit yang harus dihadapi membuat benerapa klinik kesehatan FKTP terpaksa gulung tikar atau berubah menjadi praktik dokter pribadi yang skalanya lebih kecil. Sebagian lainnya, memilih untuk memutuskan kemitraan dengan BPJS Kesehatan.
"Terakhir ada 20 anggota kami di Jakarta yang mengadu soal kesulitan yang mereka hadapi, belum lagi di daerah. Oleh karena itu, tolong kembalikan Puskesmas ke fungsi aslinya seperti dulu," katanya.